Kenangan di Kota Yogyakarta

 Back To 2018


Kembali ke tahun 2018, singkat cerita aku berdua dengan temanku "Hany" ngetrip dadakan ke kota Jogja. Curi waktu pas weekdays, kami sepakat untuk cuti dihari kerja. Booking tiket kereta dan penginapan, gak pake lama kita berangkat di bulan april 2018.


Tiba di Jogja sore hari, kami rehat sejenak di penginapan untuk mandi dan berganti baju. Tak sabar untuk segera explore Jogja di malam hari, kami pun segera berangkat ke Malioboro. Eeeittss.... tunggu dulu, sebelum ke Malioboro kami mampir makan Gudeg Yu Djum untuk menambah tenaga. Ke Jogja tanpa makan gudeg ibarat bagaikan sayur tanpa garam 😉


Perut sudah kenyang, kami pun langsung menuju Malioboro. Sapa disini yang gak tau soal Malioboro ? salah satu iconic dari Kota Jogja. Cuaca sore menjelang malam terasa sangat segar, banyak perubahan pembangunan disekitar jalan Malioboro.



Tak lama kami menelusurin jalanan Malioboro, tiba-tiba hujan datang. Kami pun berlari untuk mencari tempat teduh. Untungnya, hujan gak berlangsung lama kami pun melanjutkan jalan-jalan disekitar dan tidak lupa mengabadikan foto.



Setelah puas jalan-jalan disekitar malioboro, kami pun berencana untuk pergi melihat Tugu Jogja. Kami pun berjalan kaki mengikutin jalan dari malioboro kearah Tugu Jogja. Sesampai disana, waaahh rame sekali disana dan banyak sekali pengunjung dari luar kota berebut untuk foto didekat Tugu Jogja tersebut. Karna traffic light dari 4 arah masih beroperasi jadi setiap pengunjung menunggu giliran untuk berfoto saat traffic light berwarna merah. Hmm... menurutku agak berbahaya juga sih, banyak mobil dan motor berseliweran dari 4 arah tersebut.

Keesokan paginya, kami sengaja berangkat pagi-pagi sekali untuk pergi kedaerah Magelang tepatnya kami akan berkunjung ke Candi Borobudur. Candi yang termasuk salah satu terbesar di Indonesia dan masuk dalam jajaran UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. 



Meskipun udah berangkat pagi, sesampai disana udah pada rame dan matahari pagi sangat terik. Setelah puas mengelilingin Candi Borobudur bahkan sampe mencoba untuk meyentuh salah satu arca Budha didalam sebuah stupa berongga yang konon ceritanya apabila kita berhasil menyentuhnya maka akan mendapatkan keberuntungan atau keinginan kita bakal terkabulkan. Hmmm.... tentunya saya tidak berhasil menggapainya 😂

Lanjut perjalanan, kami pun langsung menuju ke daerah kabupaten Sleman untuk bekunjung ke Museum Gunung Merapi. 


Museum ini berisi informasi tentang gunung merapi, apa ajah sih yang ada didalam sebuah gunung merapi kok bisa sampai meletus dan mengeluarkan lava panas. Di Museum ini bener-bener dijelaskan secara mendetail proses terjadinya gunung merapi meletus dengan alat peraga, artefak dan simulasi secara modern. Bahkan ada juga bangkai-bangkai sisa hasil dari letusan gunung merapi tahun 2006 silam seperti peralatan rumah tangga piring, gelas, teko, ada juga bangkai sepeda motor yang terkena lava panas dan foto-foto dari keluarga yang terdampak. 





Setelah dari Museum Gunung Merapi kami melipir tak jauh dari sana ke sebuah museum yang namanya Ullen Sentalu. Membeli tiket untuk memasuki museum tersebut kami didampingin oleh seorang tour guide yang menjelaskan sejarah dan koleksi dari Museum Ullen Sentalu ini. 


Didalam museum ini kami dilarang mengabadikan atau mengambil gambar selama proses perjalanan tour. Kami benar-benar dijelaskan soal silsilah keluarga dan kehidupan dari para bangsawan Dinasti Mataram. Ada berbagai foto-foto keluarga, tempat pengistirahatan, koleksi pakaian dari para bangsawan, koleksi batik, gamelan serta lukisan-lukisan. Di sela sesi tour kami disuguhkan minuman wedang ratu mas yang konon ceritanya bisa membuat awet muda.




Akhir dari tour kami bisa melakukan sesi bebas dan ada spot yang bisa digunakan untuk mengambil atau mengabadikan sebuah foto. Seperti contoh foto diatas foto dibelakang replika relief Candi Borobudur yang dibuat miring, ada arti dari replika relief miring tersebut yaitu karna dari kita para anak muda jaman sekarang yang tidak ada minat untuk mengetahui tentang sejarah, seni dan budaya negeri ini. Hmm... saya merasa sedikit tertampar 😐

Setelah dari museum kita kembali ke kota Jogja, ada satu tempat lagi yang pengen kita kunjungin yaitu Taman Sari Jogjakarta. Karna hari sudah sore, loket Taman Sari sudah ditutup karna sudah terlanjur sampai di lokasi kami diijinkan masuk melalui pintu belakang. Dan ternyataaa.... didalem sudah penuh dengan pengunjung. Jujur kunjungan ke Taman Sari ini sungguh mengecewakan, gak bisa sama sekali nikmatin momen disana. Bahkan untuk ambil foto aja harus bergantian dengan pengunjung lain yang buanyak banget itu.




Untuk mengurangi rasa kekecewaan, kami lanjut untuk mencari sesuatu yang manis-manis. Yup... Coklat Monggo dan Tempo Gelato pasti udah pada tau kan ?? 





oke... 1 cup gelato rasa vanilla, coklat dan hazelnut menutup hari kedua kami di Kota Jogja. Cerita kali ini aku sambung di Back To 2018 Kenangan di Kota Jogja bagian 2 yaa. Masih banyak cerita trip ke Jogja kali ini, sekian untuk hari ini. Seharian capek keliling-keliling kami rehat dulu. See you ~ 
















 















































Comments

Popular posts from this blog

Ekowisata Mangrove Wonorejo

Lasem - Rembang, Jawa Tengah

Return to Childhood in Petualangan Sherina 2