Menelusuri Kota Gedhe, Yogyakarta
Back To 2018 (Part 2)
Hari ketiga di Jogja sekaligus hari terakhir ini, kami tidak ada plan mau pergi kemana selanjutnya tapi akan bertemu salah satu temen kami dari Cilacap, Jawa Tengah. Mirza namanya yang akan menjadi tour guide hari terakhir kita di Jogja.
Bertemu di Pasar Bringharjo, kami menelusurin daerah pasar untuk mencari sarapan terlebih dahulu. Atas rekomen dari si bapak Mirza kami sarapan Sate Kere, ada yang tahu ini sate apa ?? Hmm... ini juga pertama kalinya saya mencicipin sate kere ini. Sate dengan bahan jeroan sapi ini dibakar dan disiram bumbu kacang dengan lontong sebagai pelengkapnya cukup membuat sarapan kali berkesan. Sayangnya karna terlalu excited untuk segera mencoba sate kere ini saya tidak sempat memotretnya :(.
Cukup kenyang dengan sarapan sate kere, kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Gedhe. Yup... Kota Gedhe Jojga ini adalah kawasan kota lama yang suasananya masih sangat tradisional khas Jogjakarta. Biasanya Kota Gedhe ini terkenal karna lokasinya sering sekali dibuat syuting para artis-artis contohnya Afgan yang membuat video klip lagu Kunci Hati dan juga klo kalian sudah pernah nonton film Indonesia Surga Yang Tak Dirindukan diperankan oleh Laudya Chyntia Bella, mereka melakukan syuting film ini dikawasan Kota Gedhe ini. Jadi gak sabar buat eksplore kan ?!
Berjalan menelusurin kawasan Kota Gedhe ini berasa banget vibe suasana pada jaman kerajaan dulu kala. Warga sekitar masih menggunakan sarung batik bahkan kopiah/songkok batik. Oiya... kawasan Kota Gedhe ini terdiri dari Pasar Kota Gedhe, Komplek Makam Kerajaan Mataram, Masjid Besar Mataram, dan Rumah Tradisional.
Suasana yang masih asri membuat kita betah berlama-lama disana, bercengkrama dengan bapak warga asli Kota Gedhe kami bercerita dan tertawa bersama. Ini yang selalu di kangenin dari Kota Jogja, masyarakat atau orang sekitar yang begitu ramah, selalu senyum menyapa kami dengan bahasa krama alusnya.
Cuaca makin siang, memasuki waktu dhuhur kami sholat dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Nah... beruntung banget bisa sholat di Masjid Besar Mataram ini. Sholat disini berasa banget nuansa keguyuban dan masjid ini benar-benar masih dijaga keaslian nilai sejarahnya. Desain bangunan joglo dengan pilar kayu, langit-langit serta mimbar imam yang masih terkesan klasik.
Selesai sholat kami melanjutkan perjalanan, rasanya gak pengen ninggalin Kota Gedhe ini. Kami jalan menuju gang-gang kecil untuk keluar ke jalan besar. Diantara gang-gang kecil tersebut kalian akan disuguhkan aktifitas warga asli sekitar dengan saling menyapa dan menunduk mengucapkan "nuwun sewu" dan "monggoh". Oiya disalah satu gangnya, ada gang yang terkenal yaitu salah satu rumah penduduknya memiliki pintu kayu biru yang dikelilingin pohon rambatan hijau disekitarnya. Banyak nih warga lokal bahkan pengunjung luar kota yang berkunjung di rumah ini hanya untuk foto didepannya.
Setelah puas berjalan-jalan di Kota Gedhe kami kembali ke penginapan untuk mengambil tas dan barang-barang kami karna sore ini jadwal kita untuk pulang ke kampung halaman. Yaahhhh.... rasanya gak pengen kembali pulang masih pengen lama-lama di Kota Jogja ini 😨😢
Sebelum kami ke stasiun, kami mampir dulu ke Wisma MMUGM untuk membeli minuman Saparella. Oke.. minuman ini atas rekomen si Mirza, aku sendiri juga baru denger nama minuman ini untuk pertama kalinya. Minuman soda dengan aroma yang khas dari bahan alami ini katanya banyak sekali manfaatnya dan sudah mulai langka keberadaannya. Kami rehat sejenak sambil menikmati minuman limun saparella ini dan tidak lupa beli buat oleh-oleh keluarga dirumah.
Okey... kali ini cerita di Kota Jogja udah bener-bener berakhir. Makasih Jogja untuk cerita perjalanan kali ini, makasih juga buat temen aku yang menemani trip random ini. Untill next time, semoga pandemi corona ini juga cepat berakhir agar kami semua bisa jalan-jalan lagi keliling Indonesia tentunya. ❤















Comments
Post a Comment